Kavling10 dan Proses Pendewasaan
By Nada A. - October 30, 2016
Pertama adalah mulai terbuka. Kedua selalu berpikiran
positif. Ketiga selalu tegap dan merendah. Ah rasa-rasanya sudah 90 hari
kembali ke rumah; tempat yang dulu ingin sekali aku kembali. Tapi, tapi, tapi
kok rasanya aneh ya?
Satu tahun yang lalu, dibulan seperti ini, saya homesick tidak kepayang; ingin segera
kembali ke rumah ketika liburan sudah datang menjelang. Di bulan ini, satu tahun yang lalu, juga saya
mendapatkan pengalaman pertama saya meliput berita—bukan meliput sih
sebenarnya, tetapi lebih ke membuat tulisan yang berpedoman pada feature news.
Waktu itu, untuk pertama kalinya,
saya meliput tentang organisasi mahasiswa, hingga ke desa paling ujung yang ada
di kota Malang! Pimred dan Ketua Pers di kampus saya bingung, kenapa sebagai
seorang newbie saya berani mencari
informasi hingga daerah tersebut. Hm, sepertinya saya memang sudah sangat jatuh
cinta terhadap dunia jurnalistik hingga tidak memikirkan bahwa desa tersebut
jauh dimata dan peradaban.
Jadi begini, boleh saya bercerita kan? Karena menurut saya,
mengabadikan hal berkesan dalam hidup melalui tulisan merupakan hal wajib.
Tidak boleh dilupa. Kalo lupa, nanti saya bisa tidak ingat karena pernah
bahagia, hehehe.
Waktu itu saya pergi bersama Maya; teman satu perjuangan
ketika berada di persma. Dalam diri Maya, saya melihat hal unik dan berani.
Terkadang sikap dan sifatnya membuat saya terinspirasi untuk menjadi manusia
yang berani dan anti-mainstream—berperilaku
sesuai kehendak yang kita suka dan nyaman untuk dilakukan. Maya itu orangnya
unik, tidak bisa ditebak dan sering bertindak sesukanya. Terkadang membuat saya
kesal, tetapi sering membuat saya terinspirasi. Duh, May, bagaimana kabarmu
sekarang?
Kembali lagi ke cerita liputan pertama. Waktu itu saya sangat
berantusias, meskipun sedikit-sedikit lelah karena tulisan yang masih perlu
penekanan dan klarifikasi lanjut oleh narasumber. Bersama Maya, saya sering
berdiskusi tentang bagaimana nasib liputan ini. Mengapa saya berdiskusi dengan
Maya? Karena menurut saya dia mempunyai pemikiran-pemikiran sederhana dan tidak
berputar-putar, terkadang memberikan solusi secara gamblang namun juga tidak jarang
ia memberikan solusi yang tidak masuk akal.
Seingat saya, ketika meminta Maya untuk menemani liputan ke
desa itu, persahabatan kami menjadi semakin lebih dekat. Karena pada dasarnya,
saya dan Maya bertemu di ukm pers kampus. Selebihnya kami belum pernah bertemu
ataupun berkenalan.
Mengikuti pers kampus, membuat saya tidak begitu homesick. Pasalnya kegiatan yang sering
dilakukan, menyenangkan dan membuat saya berinteraksi dengan banyak orang baru—meskipun
pada bulan-bulan pertama kegiatan, aku dan beberapa teman ingin segera hengkang
karena anggota yang sedikit. Hahahaha, tapi sekarang aku malah merindukannya!
Sungguh ingin sekali kembali liputan.
Kalimat yang sering saya dengar di kavling10, selalu seperti ini : Jangan berharap akan hasil, nikmati saja
prosesnya. Nanti pasti rindu. Dan benar saja, saya rindu proses belajar
di kavling10! Proses pendewasaan! Proses memaknai hidup! Jadi ingat, kalau
tidak salah Mbak Bunga pernah bilang jika kavling10 itu hampir seperti sekolah
kehidupan, dimana kita bisa belajar banyak hal yang bisa mendewasakan.
Liputan pertama saya begitu berkesan. Karena dengan liputan
tersebut, saya bisa berinteraksi dengan Wakil Ketua BEM FIA UB, Anggota
organisasi sosial mahasiswa yang bersangkutan dan tentu saja penggerak desa
yang menjadi tempat organisasi mahasiswa tersebut beraksi. Saya senang karena
melalui pers, diri saya merasa menjadi lebih hidup, Huehehe.
Liputan kedua adalah meliput PEMIRA (Pekan Pemilihan
Mahasiswa Raya) di Universitas Brawijaya . Itu juga sangat berkesan! Selain
saya bisa menganalisis situasi dan kondisi saat pemilihan, saya bisa mewawancara penanggung jawab pemira
di Fakultas Hukum, bertemu peserta-peserta pemilihan yang sudah selesai
melakukan pemilihan. Ah, itu menyenangkan dan merindukan sekali. Mengingat
Sinta dan Zakia menemani, membuatku merindukan mereka. Semoga segala liputan
yang kalian lakukan akan berjalan lancar ya, sahabat.
Oh, saya ingat sesuatu. Liputan terakhir yang saya lakukan,
kalau tidak salah adalah ketika saya menghadiri Hearing Rektor—acara yang
diadakan oleh EM UB, sebagai jembatan antara mahasiswa dan pihak rektorat untuk
berdiskusi. Waktu itu, entah ada angin
apa, saya datang sendiri ke Rektorat lantai 6. Menghadiri acara tersebut dengan
wajah penuh tanya, apa yang akan
dibicarakan? Jujur saja, karena
waktu itu saya hanya mahasiswa baru, yang belum tau banyak hal dan belum bisa
berfikir kritis seperti kebanyakan.
Acara Hearing Rektor berjalan lancar, namun penuh
kontroversi karena pertanyaan-pertanyaan pihak rektorat yang tidak memuaskan.
Namun, bagaimanapun juga fokus saya adalah membuat berita—mencari hal yang bisa
diinformasikan kepada khalayak.
Setelah acara tersebut, saya mempunyai banyak informasi.
Tidak tahu ada firasat apa, tetapi waktu itu saya ingin sekali membuat banyak
berita untuk kavling10. Dan hari ini, ketika saya berfikir tentang hal
tersebut, “Oh jadi berita itu berita terakhir yang bisa saya kontribusikan di
kavling10, pantas saya ingin membuat banyak berita.”
Duh, payah! Rindu kok tidak juga mereda.
0 comments