"Ini untukmu."kataku, sembari mengulurkan secangkir kopi kepadanya.
Ia tersentak. Menoleh menatapku sebentar lalu menerima secangkir kopi dariku."Terimakasih."katanya singkat.
Aku memandangi sisi wajahnya. Ia begitu tampan, apalagi dengan caranya meminum kopi. Mengagumkan.
"Ehm, aku minta maaf."aku mencoba membuka pembicaraan pada pertemuan kali ini."Aku minta maaf atas pertemuan Kopi Panas minggu lalu yang sedikit kacau."kataku penuh penyesalan.
Sudut bibirnya mulai terangkat, lekuk senyum mulai terbaca di wajahnya."Santai aja. Aku juga minta maaf karena terlalu banyak ikut campur."
"Tidak, Nda."sergahku."Aku tau maksudmu baik, hanya saja ketika itu aku begitu sensitif karena banyak masalah yang membelenggu dan tidak bisa aku ceritakan kepadamu."lanjutku.
Nanda menatapku dengan pandangan menyelidik yang sering ia lontarkan kepadaku."Kamu sudah baik- baik saja kan, Rey?"tanyanya dengan nada prihatin.
Aku menebaskan kedua tanganku di pundaknya dengan senyum lepas."Aku baik- baik saja. Dan aku tidak akan pernah kembali berfikiran sempit dengan berbagai spekulasi negatif. Catat itu."kataku tegas.
"Baguuuuuuus!Awas jika sampai kamu mengingkarinya."
Ia tersentak. Menoleh menatapku sebentar lalu menerima secangkir kopi dariku."Terimakasih."katanya singkat.
Aku memandangi sisi wajahnya. Ia begitu tampan, apalagi dengan caranya meminum kopi. Mengagumkan.
"Ehm, aku minta maaf."aku mencoba membuka pembicaraan pada pertemuan kali ini."Aku minta maaf atas pertemuan Kopi Panas minggu lalu yang sedikit kacau."kataku penuh penyesalan.
Sudut bibirnya mulai terangkat, lekuk senyum mulai terbaca di wajahnya."Santai aja. Aku juga minta maaf karena terlalu banyak ikut campur."
"Tidak, Nda."sergahku."Aku tau maksudmu baik, hanya saja ketika itu aku begitu sensitif karena banyak masalah yang membelenggu dan tidak bisa aku ceritakan kepadamu."lanjutku.
Nanda menatapku dengan pandangan menyelidik yang sering ia lontarkan kepadaku."Kamu sudah baik- baik saja kan, Rey?"tanyanya dengan nada prihatin.
Aku menebaskan kedua tanganku di pundaknya dengan senyum lepas."Aku baik- baik saja. Dan aku tidak akan pernah kembali berfikiran sempit dengan berbagai spekulasi negatif. Catat itu."kataku tegas.
"Baguuuuuuus!Awas jika sampai kamu mengingkarinya."
***
Karey dan Nanda bersahabat. Karey adalah pribadi yang egois, plin plan, mudah down dan tidak pandai mengungkapkan perasaannya. Sementara Nanda, ia begitu pandai mengungkapkan perasaannya, egois, dan lebih peduli dengan dirinya meskipun ia terkadang bisa memotivasi orang- orang disekelilingnya. Dipertemukan dalam sebuah acara ospek universitas dan ketika itu mereka sama- sama dihukum. Mencari tugas hukuman bersama dan akhirnya mereka sering menghabiskan waktu karena mulai terbiasa. Sudah cukup lama bersahabat dan sering menghabiskan waktu libur dengan pertemuan- pertemuan rutin yang kerap mereka bilang dengan Pertemuan Kopi Panas. Membicarakan hal- hal yang tidak penting tetapi terkadang juga saling berbagi cerita tentang mereka. Sama- sama suka, tetapi tidak mau mengakui. Entahlah, mau dibawa kemana gengsi mereka.....................
P/S: Karey perempuan. Nanda laki- laki ya! Ini semua pure fiksi kooooq. Tunggu lanjutannya lagi ya, insya'allah ada.