perasaan sensitif & cerita tentang pertemanan

By Nada A. - October 14, 2018

pada suatu waktu, saya tiba-tiba disadarkan oleh sesuatu hal yang mengganjal dalam pikiran; tentang perubahan sikap seorang teman. semua manusia bisa berubah, mulai dari sifat, cara pandang hingga perlakuannya kepada orang lain. bahkan mungkin, perubahan sikap teman saya tersebut, juga berasal dari perubahan dalam diri saya sendiri. saya pikir akan selalu ada sebab-akibat dalam hubungan pertemanan yang merenggang. omong kosong jika dijawab: hah masa sih? gapapa kok biasa aja. 

bagi saya, teman tetaplah teman. mau semarah apapun, pada akhirnya saya tidak pernah bisa untuk mengabaikan mereka. saya tidak pernah ingin membeda-bedakan dengan siapa semestinya saya harus berteman, segala latar belakang manusia bisa menjadi teman saya; selama kita telah saling mengenal, maka kita adalah teman. dalam beberapa situasi, teman bisa saya kerucutkan menjadi beberapa bagian; teman aja, teman dekat, teman makan, teman satu hobi, teman kerja, dan teman-teman lainnya. beberapa diantara kategori tersebut, dalam lingkungan saya, bisa merangkap-rangkap-- salah satunya menjadi teman dekat, sekaligus teman kerja yang baik. 

saya paling senang ketika mendapatkan teman baru, lalu tanpa perlu waktu lama, kita bisa menjadi teman dekat dan berbagi cerita seakan-akan telah lama kenal. menjelajah berbagai kegiatan adalah favorit saya, terutama ketika dalam kegiatan tersebut, saya menemukan teman-teman baru yang memiliki cara pandang dan latar belakang berbeda dari saya. pada pertemuan pertama, saya selalu yakin bahwa semua orang di bumi itu baik. saya bisa berteman dengan siapa saja, meskipun secara alamiah, saya akan lebih dekat kepada orang-orang yang terbuka, tidak banyak bicara, dan merupakan anak ke dua. untuk alasan ketiga tersebut, setelah saya telusur daftar teman-teman dekat saya, kebanyakan dari mereka adalah anak ke dua atau anak bernomor urut genap seperti saya.

meskipun teman tetaplah teman, tetapi tetap saja akan ada suatu masa dimana masing-masing dari kita memiliki teman lain yang saling menggantikan peran. walaupun pasti masih ada teman-teman baik dalam cicrle yang lebih dekat, tetap ada untuk terus merangkul dalam berbagai keadaan. bersyukur kita jika memiliki jenis teman tersebut!

menjalani pertemanan di usia yang semakin matang, ternyata juga tidak semudah ketika kita masih duduk di bangku sekolah dasar. gatau kenapa, menurut saya, rasanya susaaaaaaaaaaaaaaah sekali untuk menerima segala ups and down dalam menjaga relasi pertemanan. diam-diam, saya suka sakit hati jika ada salah satu teman saya yang paling saya harapkan kehadirannya (ketika saya bersedih), malah tidak ada kabar atau sedang bersenang-senang. lalu ketika saya sudah tidak lagi bersedih, dia bilang: eh maaf, aku tadi habis ada acara. gimana gimana?
jelas sekali teman baik saya tidak salah. saya yang salah karena menyalahkan keadaan yang pada dasarnya, semestinya, memang tidak perlu dipermasalahkan. saat ini banyak sekali istilah yang menyebutkan bahwa, semakin bertumbuh dewasa, lingkaran pertemanan menyempit. setiap dari kita sibuk dengan hidup masing-masing. ya mungkin, perasaan hati saya saja yang terkadang memang sedang sensitif minta ampun.

kadang-kadang, saya juga merindukan beberapa teman yang dulu pernah dekat ataupun saling mengenal. time really flies so fast. ada yang hilang, datang yang baru tetapi tidak tumbuh seribu seperti kata pepatah. setidaknya, saya senang bisa mengenal orang-orang yang saya sebut sebagai teman. diluar apakah karena keadaan lama tidak berjumpa sehingga 'agak-agak' lupa, semoga kalian selalu tumbuh sehat dan bahagia diluar sana! mari cari teman yang banyak, membuka relasi, dan berbagi perspektif.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments