Jangan bersedih. Gerimis dimatamu itu, membuat getir di hatiku. Isak tangismu menyentil indra pendengaranku, membuat pikiranku pecah fokus. Sudah lebih dari dua tahun enam bulan dan lima belas hari, jarak menjadi jeda diantara hubungan kita. Dan saat ini kamu malah bersedih hati karena kita tanpa sengaja bertemu disebuah kedai kopi baru milik seorang teman lama.
Kamu tercengang, ketika aku membuka percakapan diantara kita dengan jumlah jeda yang membentang menjadi jarak hubungan ini. "Sudah lebih dari dua tahun ya?" Aku membuka suara. Sementara kamu masih membisu dan hanya mengangguk meng-iyakan. "Lebih enam bulan dan lima belas hari,"sambungku.
Ah malam, akhir-akhir ini kamu menjadi lebih setia daripada temanku yang dulu sering aku ajak bercengkrama di toko buku. Meskipun kehadiranmu hanya dijadikan waktu oleh manusia untuk melepas penat dan tidur hingga pagi menjelang, aku menghormatimu dengan menemanimu berbagi rindu. Aku merindukan sahabatku dan kamu merindukan purnamamu. Kita sama. Dan impas dalam hal saling merindu.
Aku sedang kembali kebelakang, melihat tulisan-tulisan masa lalu yang terbaca sangat menyenangkan. Sudah lima tahun, terhitung semenjak aku pertama kali menulis postingan pertama. Aku tidak tahu harus bersikap bagaimana, antara malu atau senang, karena bisa membaca kembali tulisan-tulisan pembelajaranku sendiri.
Postingan lalu membuatku belajar banyak hal. Segala aktivitas yang pernah ku ceritakan, menjadi saksi dimana itu tidak akan pernah terlupakan. Segala pengalaman yang aku tuangkan, menjadi bumbu kebahagiaan ketika aku harus menghadapi masa depan.
Hidup ini memang terlalu mudah. Bahkan ketika kita bisa mengabadikan pengalaman yang kita rasakan dengan menulis. Pramoedya Ananta Toer pernah bilang, bahwa "Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari." Aku setuju, sangat setuju. Karena aku merasakannya. Aku menulis dan pengalaman yang aku tulis abadi, ku baca kembali, dan membuatku teringat kembali.
Banyak kisah yang membuatku terperangah. Bahkan membuatku tidak percaya bahwa aku pernah menulisnya. Aku senang bisa kembali mengingat masa lalu saat membaca tulisanku. Banyak hal yang tidak aku mengerti di dunia ini, namun semakin aku tumbuh, semakin aku belajar tentang memahami kehidupan ini.
Semua itu ada prosesnya, menengok dijadikan pembelajaran. Menghadap depan fokus menggapai tujuan.